Rabu, 01 Mei 2013

KADO DARI AKHI


KADO KECIL DARI AKHI


Pagi yang cerah rupanya tak secerah hati Daus hari ini, hatinya yang mendung memberi efek yang kurang enak dilihat dari wajahnya, kalo diibaratkan bagai baju kumal yang sudah sebulan tak di setrika. Raut wajah Daus tidak mampu disembunyikannya dari saudara-saudara seperjuangannya di LDK (Lembaga Dakwah Kampus) meskipun ketika berkumpul bersama demi membahas acara yang akan dilaksanakan Daus masih berusaha tersenyum, yah, walaupun senyumannya lebih mirip ringisan daripada senyuman. Jelas saja sikap aneh Daus disadari oleh yang lain, hanya saja mereka tidak ingin mengganggu Daus untuk saat ini. Setelah berunding, diputuskanlah Fadli sebagai ketua umum di LDK yang akan mencoba mendekati Daus dan bertanya apa yang sedang terjadi.  “Us, antum kenapa?” Tanya Fadli seraya duduk di sebelah Daus yang sudah beberapa hari salalu terlihat melamun. “eh, mas Fadli, ga papa mas, Cuma lagi mikir aja”  sahut Daus sedikit terkejut dengan kehadiran Fadli disebelahnya. “mikirin apa toh? Serius banget” sahut Fadli santai. Sebenarnya Daus sedang memikirkan, bagaimana caranya pulang ke BanjarBaru, motor ga punya, duit sudah tidak tersisa mau minta tolong anterin malu soalnya dari semua anggota ikhwan LDK cuma dia yang selalu menyusahkan. “he, malu mas ceritanya” Daus ngeles.
“emang masalah apaan sih? Antum lagi suka sama akhwat ya?” goda Fadli dengan lirikan usil. “ya ngga lah mas, kitakan mesti ghadul bashar masa sempet-sempetnya ngelirik akhwat” bela Daus. “hehehe, afwan, becanda kok, habis antum lecek baget sih keliatannya” sahut fadli. “emang ana baju, pake lecek?” seloroh Daus. “yakin nih ga mau cerita?” Tanya Fadli lagi. “haqqul yakin” jawab Daus mantap. “ya udah, kalo antum ada masalah cerita aja, barangkali bisa bantu” ucap Fadli lagi. Daus mengangguk canggung. “ yo wis, kalo gitu ana mau nganter surat peminjaman tempat buat acara besok, assalamualaikum” ucap Fadli sambil menghidupkan motor maticnya dan berlalu. “waalaikumsalam” sahut Daus.
Acara yang dipersiapkan ikhwan LDK berjalan dengan lancar walaupun dengan peserta yang minim, setelah acara berakhir Daus membuat sebuah keputusan. Jalan kaki. Itulah satu-satunya cara supaya bisa pulang kerumah, yah, walaupun perkiraan kaki akan terasa sakit selama beberapa hari. Dengan pertimbangan yang cukup nekat Daus menyandang ranselnya dan segera keluar dari kosnya. “laa haulawala quwwata illa billah” ucapnya mantap. Beberapa langkah dari rumah, Fadli menghampirinya. “assalamualaikum.. antum mau kemana?” sapa Fadli sambil menghentikan maticnya. “waalaikumsalam, eh, mas fadli, mau pulang mas ke Banjar Baru” sahut Daus. “oh, ana juga ada urusan ke Banjar Baru, mau ikut?” fadli menawarkan. “beneran ni mas?”Tanya Daus berseri. “ya beneranlah, naik”. “subhanallah, kebetulan banget” batin Daus. Sesampainya dirumah Daus, Dauspun turun dan berterimakasih banyak. “sekarang mau kemana lagi mas?” Tanya Daus. “ya ke Banjarmasinlah, mau kemana lagi?” sahut Fadli sambil tersenyum. “lho, bukannya tadi mas bilang ada urusan di Banjarbaru?” Daus lumayan kaget dengan jawaban Fadli. “urusan ana ya nganterin antum ke Banjarbaru” jawab Fadli. Hati Daus tergetar oleh kebaikan saudara seakidahnya itu. “anggap aja ini kado kecil dari ana untuk persaudaraan kita, ya udah ana pulang dulu ya, assalamualaikum” ucap Fadli sambil menepuk bahu Daus pelan dan berlalu dengan maticnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar