INDAH
PADA WAKTUNYA
Ini
adalah ceritaku, cerita tentang hatiku. Kupikir tidak masalah kalau hal ini ku
ceritakan disini, karena aku ingin mengabadikan cerita ini. Disini.
Aku
adalah seorang muslimah yang mencoba menjadi ‘the true mosleem girl’, aku
selalu mencoba menjaga hati dan diriku untuk sesuai dengan aturan syara’.
Karena itulah kewajibanku sebagai hamba Allah, juga aku yakin akan mengalami
hal yang seharusnya tidak terjadi kalau aku ‘menyimpang’ sedikit saja dari
ketentuan syara’. Hanya saja aku adalah tipe extropert-sanguinis, sehingga
bergaul dengan siapa saja dengan mudah dan menyenangkan sudah menjadi sifat
alamiku. Sehingga sering terjadi fitnah yang tidak seharusnya. Entah ada gosip
yang menyatakan kalau aku sedang menjalin hubungan dengan salah satu teman
kampusku atau yang menyatakan kami adalah pasangan yang
CLBK, hm, padahal aku baru saja mengenalnya...
aku juga berkali-kali di making match
dengan teman-teman yang berbeda-beda. Ada-ada saja. Tapi aku tidak ambil pusing
dengan itu semua, karena itu semua tidak benar. Aku sudah berkomitmen untuk
meninggalkan aktifitas yang dilarang oleh agamaku itu sejak duduk di kelas 1
SMA semester ke 2. Aku mulai cuek dengan kehadiran kaum adam disekelilingku.
Tapi, aku melakukan sebuah kesalahan ketika memasuki semester ke 2 tahun
pertama dibangku kuliah. Kesalahan itu mengubah kehidupanku disemester-semester
kedepan yang ku jalani disini.
Awalnya
kehidupanku dikampus ku jalani dengan tenang, sangat tenang. Aku juga aktif
dalam sebuah lembaga dakwah. Lembaga yang menunjukkanku pada jalan cintaNya. Hidupku damai, aku bergaul dengan wajar dengan semua teman
dikampus, tidak terkecuali laki-laki maupun perempuan. Tapi aku memang tidak
terlalu memperhatikan dan menjaga pandanganku terhadap laki-laki, sehingga hanya
sedikit orang yang ku tau namanya dan ku kenal dengan baik. Selebihnya tidak.
Awalnya
aku mendengar cerita tentangnya dari temanku seorang akhwat (sebutan untuk
perempuan yang biasanya aktif di lembaga dakwah), dia seorang ikhwan (sebutan
untuk laki-laki yang biasanya aktif di lembaga dakwah). Temanku menceritakan
tentang ihkwan ini padaku karena hanya dia satu-satunya ikhwan lembaga dakwah
yang sama dengan kami yang juga berada di fakultas yang sama dengan kami. Aku
mendengarkan cerita tentangnya dengan cara memasukkannya lewat telinga kiri dan
mengeluarkannya lewat telinga kanan alias seperti angin lalu. Aku tidak
tertarik mendengarkan cerita tentang kaum adam.
Saat dia
lewat didepan kami, temanku memberitahukannya padaku. Dan aku Cuma bilang “oh”,
hmm.. aku benar-benar tidak tertarik dengan hal ini. Tapi sebuah tragedi membuatku mulai memperhatikannya dan disinilah perjuanganku
dimulai. Perjuangan menundukkan hawa nafsuku yang
selalu ingin melihat orang yang belum halal untukku. Astagfirullah.
***
Pagi itu kami bersiap-siap untuk outbond selama beberapa
hari, seperti sudah menjadi tradisi, mengangkut barang dan memasukkannya
kedalam truk adalah tugas laki-laki sementara perempuan menyiapkan keperluan
yang perlu dibawa dan men-cek kelengkapan barang. Dia mulai mengangkut barang
dan memasukkannya ke bak truk satu persatu. Saat itu kami tidak pernah
menyangka akan terjadi sebuah tragedi, kami tidak pernah menyangka bahwa kayu
penyangga pintu truk dimana dia berdiri akan jatuh dan pintu truk yang begitu
beratnya jatuh menimpanya, menimpa belakangnya. Untungnya, badannya tergolong
tinggi dan pintu itu jatuh menimpa belakangnya, kalau saja badannya sedikit
lebih rendah maka pintu itu pasti akan menimpa lehernya dan dapat dipastikan
lehernya akan patah. Sampai salah seorang temanku mengatakan,